Breaking News

Urgensi Penilaian Kinerja bagi Lembaga Kursus

Menjadikan Lembaga Kursus dan Pelatihan yang mampu berkembang dan eksis sepanjang masa adalah impian semua penyelenggara satuan PNF

Dalam penerapan proses pengelolaan lembaga, manajemen harus mampu menunjukan pendekatan apa yang dipakai (approach/ method), bagaimana penjabaran dan penerapannya (deployment), bagaimana desiminasi pembelajaran pengetahuannya (learning) dan bagaimana pula pendekatan tersebut berintegrasi dengan elemen-elemen lain dalam organisasi (integration).



Demikian juga keterkaitan antara kinerja hasil (Result Performance) dengan kinerja proses (Process Performance) harus mampu diperlihatkan secara jelas. Dengan demikian tidak pernah akan terjadi suatu output dari kinerja hasil yang tidak bisa diidentifikasi keterkaitan prosesnya untuk dianalisis.

Sesungguhnya ada banyak faktor (yang bisa dikontrol) yang mempengaruhi kemampuan lembaga kursus dan pelatihan untuk berkembang dan bertahan sepanjang waktu. Antara lain adalah faktor kelembagaan, sarana prasarana dan administrasi, pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum, pembiayaan, proses belajar mengajar, penilaian hasil belajar, dan kompetensi lulusan.

Faktor-fator di atas pada akhirnya akan meliputi kriteria pengukuran sistem kepemimpinan, perencanaan strategik, kepedulian pada pelanggan, strategi penguasaan pasar, sistem dan proses kerja, sumberdaya manusia, kinerja hasil dan sebagainya. Ini semua adalah criteria kinerja yang dapat direncanakan dan dikendalikan untuk membangun lembaga kursus dan pelatihan yang kuat dan terus berkembang. Kriteria-kriteria kinerja diatas harus bisa diukur, dipahami (fluktuasinya), dianalisa, dievaluasi untuk kemudian ditentukan strategi peningkatan kinerjanya agar lembaga kursus dan pelatihan bisa berkembang dan bertahan sepanjang masa.

Berbagai permasalahan yang sering ditemui dalam pelaksanaan dan pengelolaan program pendidikan dan pelatihan adalah managemen pengelolaan lembaga, dan berbagai potensi yang menyebabkan program tidak efisien dan epektif. Hal ini akan berdampak pada nilai manfaat menjadi tidak maksimal, sedangkan biaya yang harus ditanggung menjadi semakin besar.

Dalam pelaksanaan program kursus dan pelatihan yang berbasis kecakapan hidup, perlu diketahui kendala / permasalahan dan perkembangan pelaksanaan di lapangan yang akan dijadikan dasar dalam percepatan pelaksanaan dan dasar kebijakan pemerintah pada masa mendatang. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan selama ini masih menggunakan metolodogi pengumpulan data yang bersifat evaluatif yang sangat tergantung subyektifitas dari petugas monev(evaluator). Pendekatan evaluasi tersebut yang didasarkan atas penilaian terhadap aspek-aspek fisik dan daya serap, yang dilakukan secara periodik. Maka diperlukan metode evaluasi/monev yang lebih patisipatif, focus dan terukur dengan cara penilaian berbasis kinerja terhadap lembaga kursus dan pelatihan. Maka pastikan Lembaga Kursus dan Pelatihan anda ambil bagian dalam Program Penilaian Kinerja Lembaga Kursus dan Pelatihan)

Tidak ada komentar