Menanamkan Jiwa Wirausaha sejak Sekolah
www.lkpmedia.or.id. Pada umumnya, orang berwirausaha dilakukan setelah menyelesaikan pendidikan formal. Bahkan, kebanyakan memulai wirausaha jika tidak melanjutkan kuliah atau karena terpaksa setelah melamar pekerjaan tidak kunjung diterima kerja.
Mindset (cara pandang) seperti ini sudah harus mulai dirubah. Merubah cara pandang ini harus di awali sejak mereka masih sekolah di pendidikan dasar atau menengah. Berwirausaha dengan berbagai macam alternatif bentuk usaha yang bisa menghasilkan uang, sudah seharusnya ditanamkan sejak mereka masih duduk di bangku sekolah.Mereka harus bangga, jika suatu saat mereka menjadi wirausaha, apapun jenis usaha yang dikerjakan.
Dengan menanamkan jiwa wirausaha sejak dini, keinginan untuk berwirausaha tidak lagi menjadi alternatif pekerjaan sampingan atau pilihan jika kepepet. Namun, wirausaha merupakan pekerjaan yang menjanjikan.
Berangkat dari konsep di atas, LKP MEDIA Madiun melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun Bidang PNFI dipercaya untuk menyampaikan materi tentang kewirausahaan pada kegiatan Pelatihan Pendidik Sebaya (PS) Bagi Pengurus PIK Remaja yang diselenggarakan Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Madiun. Kegiatan ini diikuti siswa-siswi SMP dan SMA/SMK se Kabupaten Madiun sedikitnya 100 siswa. Tidak hanya materi tentang Kewirausahaan, materi tentang UU Perkawinan pun juga disampaikan. Segala permasalahan yang terjadi dari pergaulan remaja serta implikasinya bagi penerapan hukum perkawinan di Indonesia sangat menarik perhatian siswa.
Secara umum, mereka antusias. Pada saat sesi tanya jawab, mereka dengan antusias mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuru kami sangat berbobot. Misalnya, ada salah satu siswa bertanya, bila suatu saat kami berwirausaha kemudian maju dan berkembang, sehingga kami memerlukan karyawan yang berpendidikan sarjana dan kompeten di bidanya, sedangkan kami sebagai pemilik usaha hanya berpendidikan SMA, apa yang mesti kita lakukan? Siswa lain pun juga menyampaikan pertanyaan yang menggelitik, yaitu apa yang bisa kami lakukan sebagai siswa agar kami dapat berwirausaha sesuai dengan lingkungan dan pergaulan kami.
Harapan kami, semoga semangat mereka untuk berwirausaha tidak hanya berhenti pada kegiatan Pelatihan tersebut, namun kami berharap, semangat itu akan terus terpateri, dan pada saatnya nanti jika mereka sudah selesai sekolah/kuliah, semangat tersebut masih terus membara. Walaupun mereka sudah bekerja di instansi pemerintah ataupun swasta, mereka tetap dapat menjalankan usaha yang mereka rintis kelak. SEMOGA
Mindset (cara pandang) seperti ini sudah harus mulai dirubah. Merubah cara pandang ini harus di awali sejak mereka masih sekolah di pendidikan dasar atau menengah. Berwirausaha dengan berbagai macam alternatif bentuk usaha yang bisa menghasilkan uang, sudah seharusnya ditanamkan sejak mereka masih duduk di bangku sekolah.Mereka harus bangga, jika suatu saat mereka menjadi wirausaha, apapun jenis usaha yang dikerjakan.
Dengan menanamkan jiwa wirausaha sejak dini, keinginan untuk berwirausaha tidak lagi menjadi alternatif pekerjaan sampingan atau pilihan jika kepepet. Namun, wirausaha merupakan pekerjaan yang menjanjikan.
Berangkat dari konsep di atas, LKP MEDIA Madiun melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun Bidang PNFI dipercaya untuk menyampaikan materi tentang kewirausahaan pada kegiatan Pelatihan Pendidik Sebaya (PS) Bagi Pengurus PIK Remaja yang diselenggarakan Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Madiun. Kegiatan ini diikuti siswa-siswi SMP dan SMA/SMK se Kabupaten Madiun sedikitnya 100 siswa. Tidak hanya materi tentang Kewirausahaan, materi tentang UU Perkawinan pun juga disampaikan. Segala permasalahan yang terjadi dari pergaulan remaja serta implikasinya bagi penerapan hukum perkawinan di Indonesia sangat menarik perhatian siswa.
Secara umum, mereka antusias. Pada saat sesi tanya jawab, mereka dengan antusias mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuru kami sangat berbobot. Misalnya, ada salah satu siswa bertanya, bila suatu saat kami berwirausaha kemudian maju dan berkembang, sehingga kami memerlukan karyawan yang berpendidikan sarjana dan kompeten di bidanya, sedangkan kami sebagai pemilik usaha hanya berpendidikan SMA, apa yang mesti kita lakukan? Siswa lain pun juga menyampaikan pertanyaan yang menggelitik, yaitu apa yang bisa kami lakukan sebagai siswa agar kami dapat berwirausaha sesuai dengan lingkungan dan pergaulan kami.
Harapan kami, semoga semangat mereka untuk berwirausaha tidak hanya berhenti pada kegiatan Pelatihan tersebut, namun kami berharap, semangat itu akan terus terpateri, dan pada saatnya nanti jika mereka sudah selesai sekolah/kuliah, semangat tersebut masih terus membara. Walaupun mereka sudah bekerja di instansi pemerintah ataupun swasta, mereka tetap dapat menjalankan usaha yang mereka rintis kelak. SEMOGA
Tidak ada komentar